f-Saukani/Empat Lawang Pos

KETUBEAN : Sejumlah warga turun kesungai musi untuk mencari ikan, karena kondisi air sungai menjadi keruh dan sempat diduga telah terjadi ketubean belerang. Foto diabadikan Selasa (19/10)




EMPAT LAWANG- Sungai musi mendadak ramai, sejumlah warga Empat Lawang khususnya di daerah pinggiran aliran sungai (DAS) turun. Pasalnya beredar isu terjadinya keracunan aliran sungai oleh belerang (ketubean, red), sehingga warga dengan peralatan menangkap ikan mulai melakukan aktifitas menyisiri sepanjang aliran sungai musi.

Namun warga kecele (kecewa, red), karena ketubean bukan lantaran belerang, tapi disebabkan adanya peningkatan kekeruhan air sungai, karena debet aliran sungai yang semakin menurun.

“Kalau dari kekeruhan sungai memang seperti terjadi ketubean, tapi tidak ada bau belerang, ikan pun tidak ada yang mati, ya terpaksa hanya kedinginan berendam di sungai,” keluh Dirman (32) warga Tebing Tinggi, saat berbincang dengan wartawan koran ini, Selasa (19/10).

Diakuinya, ketubean memang kerap terjadi, bisanya hampir setiap tahun air sungai mengandung zat belerang. Sehingga banyak biota sungai seperti ikan dan udang yang mabuk bahkan mati, ini menjadi kesempatan bagi warga untuk mendapatkan ikan dalam jumlah cukup banyak. “Kendati bukan ketubean belerang, masih banyak warga yang mendapatkan ikan. Karena dengan kondisi kekeruhan sungai saat ini, banyak ikan yang ikut mabuk dan berenang kearah pinggiran,” katanya seraya mengatakan meskipun sudah selama dua jam dirinya mencari ikan, tetap saja dapat sedikit.

Senada dikatakan, Yanto (37) warga lainnya, kekecewaan memang dirasakan karena harapan mendapatkan ikan banyak tidak tercapai. Dikatakannya, kekeruhan sungai memang terjadi, tetapi dirinya tidak mencium bau belerang ataupun ikan yang mati. Setidaknya kepalang sudah basah, pencarian ikan terus dilakukan walaupun hasilnya tidak sesuai harapan. “Sungai musi memang semakin dangkal, jadi tingkat kekeruhan mudah terjadi. Apalagi kondisinya banyak warga yang terjun mencari ikan, tentu air akan semakin keruh dan kotor,” katanya

Dengan cuaca panas dan angin kencang saat ini, potensi terjadi ketubean sungai memang dapat terjadi. Karena biasanya pada kondisi inilah, luapan dari belerang pegunungan dapat mengalir melalui Sungai Bayau Gunung Meraksa Lama Kecamatan Pendopo. Karena aliran air belerang memang berasal dari sungai itu, selanjutnya bermuara ke sungai musi dan mengalir hingga kedaerah hilir. “Meskipun sungai keruh, tetapi tidak membahayakan karena belerang dapat menyembuhkan penyakit kulit. Karenanya kalau terjadi ketubean, banyak warga yang turun kesungai bukan hanya mencari ikan tetapi untuk pembersihan penyakit kulit juga baik,” imbuhnya

Sementara itu, Kepala Bapedalda Empat Lawang, H Siregar mengatakan, ketubean merupakan fenomena alam yang tidak mungkin bisa dihindarkan, begitu juga mengenai kekeruhan sungai akan memang dapat terjadi setiap saat. “Kami akan koordinasi dengan Bapedalda provinsi untuk mengecek ke lapangan. Namun mudah-mudahan kondisi air demikian tidak akan berlangsung lama,” terangnya

Pantauan wartawan koran ini, kondisi aliran sungai musi hingga saat ini semakin dangkal, bahkan pada beberapa lokasi sudah membentuk pulAu kecil ditengah sungai. Sementara tingkat kekeruhan terjadi sudah sejak beberapa hari terakhir, bahkan aliran sungai mulai mengandung lumpur. setidaknya tingkat kekeruhan sungai ini diperkirakan merupakan dampak dari ketubeaan aliran zat belerang, kareannya warga beramai-ramai turun kesungai untuk mencari ikan. (02)

0 komentar

Posting Komentar

Image and video hosting by TinyPic

    ARSIP BERITA