EMPAT LAWANG- Sejak dilakukannya perbaikan saluran irigasi, dua aliran sungai yaitu Siring Agung dan Sungai Air Putih, Kecamatan Pendopo terpaksa ditutup. Akibatnya aliran air sementara tidak dapat disupplay ke areal persawahan dan kolam warga. Padahal tidak sedikit petani didaerah tersebut yang sudah melakukan penanaman padi serta pembenihan ikan. Karenanya untuk mengantisipasi kekeringan sawah dan kolam, para petani berharap agar pihak pengelolah proyek perbaikan irigasi tersebut dapat mengupayakan sistem buka tutup saluran air sungai. 
”Jika tidak dialiri air, kami cemas padi yang sudah ditanam akan mengalami gagal panen. Termasuk sejumlah kolam ikan, tidak sedikit yang sudah kekeringan sehingga benih ikan yang belum siap panen terpaksa harus ditangkap dan dijual. Kami harap dapat dilakukan sistem buka tutup saluran air, karena jika hanya mengandalkan hujan pertanian kami hasilnya tidak akan maksimal,” ungkap Muiz (49) warga Pendopo, kepada wartawan koran beberapa waktu lalu.
Menurutnya, jika dilakukan sistem buka tutup aliran sungai, setidaknya pengairan sawah dan kolam ikan tidak mengalami masalah. Sehingga benih ikan dan padi yang sudah ditanam, tidak mengalami kekurangan air dan mati.
Kemungkinan buka tutup aliran dapat dilakukan tiga kali dalam satu minggu, atau dapat dilakukan secara bertahap dan bergantian seiring pengerjaan proyek. Tentunya sebelum dilakukan pengerasan atau pemasangan semen lantai dan irigasinya.
Diakui Muiz, penutupan memang dikarenakan adanya perehaban pintu utama pengaliran dari Sungai Lintang Kanan. Sehingga pengairan persawahan yang sekarang ini memasuki masa tanam terpaksa mengharapkan air hujan. Para petani rata-rat mengeluhkan kondisi ini, karena pengolahan sawah mereka tidak bisa maksimal. Bahkan sawah mereka terancam gagal panen. “Sekarang ini, air dari sungai Siring Agung sudah tidak masuk lagi ke sawah,” imbuh Muiz.
Diberitakan sebelumnya Iskandar juga mengaku terpaksa menjual ikannya, meskipun belum layak untuk panen, karena ikan masih kecil. Namun, ia terpaksa melakukan hal tersebut karena suplai air tidak mencukupi, dikhawatirkan ikan banyak mati.
“Daripada mengalami banyak kerugian lebih baik kita jual, sehingga kerugiannya tidak terlalu besar,” terangnya, sembari menambahkan, semestinya meskipun adanya perehaban, pengairan bisa diatur dengan sistem buka tutup saluran air sehingga tidak sampai mengeringkan persawahan dan kolam ikan petani.
Sementara data dilapangan, memang kondisi ini cukup pelik, disatu sisi jika air sungai dialirkan berkemungkinan bangunan baru akan tergerus dan runtuh, sisi lainnya para petani sangat membutuhkan air. Bahkan saat ini sudah banyak petani ikan yang menjual ikan, karena air tidak lagi menggali ke kolamnya. Ada juga petani yang terpaksa tidak mengolah sawah karena tidak ada lagi air.
Sebelumnya, memang ada pemberitahuan akan adanya pengeringan, bahkan para petani dihimbau untuk menanam palawija, seperti jagung, kacang, dan lain sebagainya.
Kepala Dinas PU Empat Lawang, Ismail Hanafi, melalui Kabid Perairan, Yan Faisal saat dikonfirmasi sebelumya mengatakan, perbaikan irigasi tersebut bukan dilakukan oleh Dinas PU Empat Lawang, melainkan dari Dinas PU Provinsi Sumsel. Dengan demikian mereka tidak bisa berbuat apa-apa.
“Kalau pembangunannya dilakukan oleh PU Empat Lawang, kita bisa memerintahkan kontraktornya,” terangnya
Ditambahkannya, dengan adanya penutupan pengaliran itu berdampak pada keringnya ribuan hektare areal persawahan.
“Memang dua sungai itu untuk pengaliran areal persawahan di beberapa desa dalam Kecamatan Pendopo, apabila alirannya ditutup tentunya tidak ada air lagi yang masuk ke sawah para petani. Diharapkan para petani dapat bersabar, karena setelah dibangun nantinya air akan mengalir kembali lebih maksimal,” pungkas Yan.(mg 01)

0 komentar

Posting Komentar

Image and video hosting by TinyPic

    ARSIP BERITA