EMPAT LAWANG- Guna memaksimalkan pasokan air serta meminimalisir biaya yang digunakan dalam pemakaian air, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Empat Lawang mengagendakan sisitem distribusi air grafitasi. Karena jika dibandingkan dengan sistem pompa mesin, pasokan air dapat lebih maksimal dengan sistem grafitasi. Selain itu, pembebanan pemakaian terhadap para pelanggan, dapat lebih ringan dan mampu menjangkau seluruh daerah.
”Saat ini pasokan air kepada pelanggan memang belum maksimal, karena masih menggunakan mesin pembangkit listrik yang mengandalkan arus dari pihak PLN. Otomatis jika listrik padam, pasokan air PDAM juga akan ikut terhenti. Sebenarnya dapat dimaksimalkan dengan perbaikan, tetapi biayanya cukup mahal. Jika dibebankan kepada pelanggan tentunya tidak mungkin, saat ini saja sudah banyak yang mengeluh dan menganggap harga air PDAM cukup tinggi. Untuk itu kami juga sudah mengajukan ke Pemerintah, perubahan sistem mesin tik dengan membangun sistem gravitasi aliran air,” jelas Kepala PDAM Empat Lawang, Sudibyo, melalui Kabid Tehnik, Helmi.
Menurutnya, dengan dilakukan sistem grafitasi air akan lebih menguntungkan. Karena selain tidak terlalu banyak menggunakan biaya, dalam pengolahannya juga dapat lebih mudah. Karenanya aliran air dapat lebih maksimal, dengan harga jual ke konsumen jauh lebih rendah. Setidaknya dapat meminimalisir penggunaan tenaga listrik, selain itu walaupun terjadi pemadaman aliran listrik pasokan air tetap berjalan.
”Untuk pengajuan pembangunan sistem grafitasi, memang sudah disampaikan ke Pemerintah Empat Lawang. terutama pada tahap awal ini, untuk dua wilayah yaitu Kecamatan Tebing Tinggi dan Pendopo. Diharapkan dapat disetujui, termasuk agenda perbaikan jaringan PDAM yang sudah banyak mengalami kerusakan,” terang Helmi
Dijelaskannya, konsisi jaringan PDAM saat ini masih banyak yang menagalami kerusakan. Tidak hanya pada beberapa jaringan pipa, bahkan dua unit mesin intik pompa air hingga saat ini belum bisa dioperasikan kembali karena rusak. Ditambah lagi, salah satu unit mesin listrik, juga tidak dapat difungsikan karena tegangan lebih besar dari arus listrik PLN.
”Kami sudah memiliki pembangkit listrik, tetapi voltasenya tidak sesuai dengan aliran listrik PLN. Karenanya jika kami paksakan, aliran listrik akan jatuh atau padam. Aliran listrik pada mesin kami mencapai 380 volt, sedangkan aliran listrik dari PLN hanya berkisar 350 volt,” papar Helmi
Mengenai kerusakan pada mesin intek, saat ini pihak PDAM sudah berupaya memperbaiki kedua alat tersebut, salah satu intik mengalami kerusakan cukup parah dan harus diperbaiki di Palembang. Selain itu, kata Helmi, saat ini PDAM masih bergantung dengan PT PLN untuk pasokan listrik, dengan kata lain jika aliran listrik padam maka otomatis mesin operasi PDAM juga terhenti.
”Setidaknya jika sudah meggunakan sistem grafitasi, kami tidak akan terkendala lagi dengan berbagai kerusakan dan energi listrik yang dialirkan pada mesin. Dengan demikian sistem distribusi air ke pelanggan, akan lebih maksimal dan lebih terjangkau,” imbuhnya
Diharapkan pemerintah dapat mendukung program pembangunan sistem grafitasi, agar dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Karena emmang kebutuhan air, merupakan kebutuhan utama masyarakat. Selain itu kata Helmi, diimbau kepada para pelanggan agar tidak menggunakan mesin penyedot pribadi diluar amper aliran listrik, karena dapat mengurangi debet air untuk pasokan masyarakat lainnya.
”Sebenarnya tidak masalah menggunakan mesin penyedot air, tetapi dipasang setelah meteran yang ada. Jangan sampai dipasang diluar meteran, karena dapat mengurangi aliran air untuk pasokan pelanggan lainnya,” pungkas Helmi (mg 01)



0 komentar