EMPAT LAWANG–Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi kopi di Kabupaten Empat Lawang, dengan mengembangkan teknik rejuvinasi. Yaitu melakukan pembuatan stek dengan cara menyambung atas (pucuk) pada kopi untuk pemurnian (klon) dan meningkatkan produksi kopi menjadi lebih berkualitas. Hal ini dikatakan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Kadishutbun) Empat Lawang, H Dumyati Isro kepada wartawan koran ini, Kamis (15/4).
Dengan sistem sambung pucuk tersebut, diyakini produksi kopi dapat lebih meningkat. Karena selain dapat memberikan sistem perkembangan baru pada pohon kopi, dengan tumbuhnya banyak dahan pada batang maka buah yang menempel pada dahan akan lebih banyak lagi. Tetapi masih harus bergantung pada sistem perawatan pohon kopi dan lahan di sekitarnya. “Kami akan sosialisasikan penerapan program rejuvinasi untuk jenis kopi berkualitas di Empat Lawang. Sebagai perencanaan awal sosialisasi akan dilakukan oleh masing-masing UPTD dan penyuluh perkebunan yang sudah disebar di Empat Lawang,” ungkap Dumyati.
Dikatakannya, rejuvinasi juga salah satu cara yang dapat merangsang petani untuk meningkatkan mutu pengetahuan dan berfikir bagaimana cara meningkatkan produksi dan kualitas kopi, memang membutuhkan perawatan yang baik dengan cara terus menerus. “Dishutbun tidak ingin terjadi kesenjangan produksi kopi. Karenanya, petani harus rajin merawat kebun kopi. Salah satu program yang akan dilakukan tentunya dengan menerapkan proses sambung pucuk atau rejuvinasi,”tambahnya.
Menurut Dumyati, penerapan rejuvinasi telah dilakukan sejak 2009. Hanya saja tahun itu baru 19 hektar lahan yang direalisasikan. Pada 2010 telah dipersiapkan sebanyak 40 hektar untuk program ini. “Sesuai dengan anggaran pemerintah kita siapkan 40 hektar untuk program rejuvinasi,”imbuhnya.
Berdasarkan pengalaman yang telah dipelajari, perbandingan produksi kopi menggunakan sistem rejuvinasi cukup berbeda. Kopi yang produktif yang menghasilkan sekitar 500 hingga 700 kg/hektar/tahun, sedangkan rejuvinasi bisa mencapai 1,2 ton/hektar/tahun. Nah, ini tentu mengalami peningkatkan yang cukup signifikan. Hanya saja masih dalam proses pemrograman. Mengenai kepastian jumlah produksi harus melihat hasil yang telah didapat. Ini mesti dipantau terus menerus ke lapangan. Namun berdasarkan pengalaman sejauh ini memang dengan program rejuvinasi bisa meningkatkan produksi dan kualitas kopi. “Programnya baru diterapkan, mudah-mudahan dalam jangka waktu dua tahun bisa dilihat perkembangan serta hasil perkebunan komoditi unggulan Empat Lawang,”pungkas Dumyati. (mg 01).



0 komentar