.jpg)
EMPAT LAWANG-Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol-PP) Empat Lawang, Senin (25/1), mengamankan sekitar 10 pelajar SMA. Ke-10 siswa itu berasal dari salah satu SMA Negeri di Kota Tebing Tinggi, ditangkap petugas karena berkeliaran saat jam belajar berlangsung.
Semua pelajar itu ditangkap sekitar pukul 08.00 WIB, di dekat SPBU Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Desa Tanjung Kupang saat berlangsung razia.
Bupati Empat Lawang, H Budi Antoni Aljufri (HBA) melalui Kasat Pol-PP, M Madani kepada wartawan koran ini, membenarkan pihaknya mengamankan 10 pelajar tersebut.
“Ada 10 orang yang kami amankan tadi. Semuanya laki-laki berpakaian sekolah,” ucapnya.
Diamankannya 10 pelajar tersebut, menurut Madani, berawal dari informasi pihak Dinas Pendidikan Empat Lawang (Disdik) adanya pelajar yang berkeliaran saat jam belajar.
Selanjutnya ia memerintahkan anggota Sat Pol-PP mengecek kebenaran informasi tersebut. “Setelah mendapat SMS kami langsung ke lokasi, yakni SPBU dekat kantor Bupati dan langsung mengamankan sepuluh pelajar tersebut,”sambungnya.
Setelah berhasil diamankan, ke-10 pelajar itu diangkut menggunakan mobil lalu diserahkan ke Disdik Empat Lawang. “Saat diamankan mereka tidak ada yang bisa lari. Kemudian mereka kami serahkan ke Disdik,”kata Madani seraya menambahkan siap berkoordinasi dengan pihak Disdik dan sekolah melakukan razia jika diperlukan.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Empat Lawang, Aminuddin, melalui Kabid TKSD, Roaisyah Hidayah, ketika dikonfirmasi mengakui adanya sepuluh pelajar yang diamankan Sat Pol-PP tersebut. Diakuinya, setelah diberikan bimbingan dan pengarahan, kesepuluh pelajar itu diserahkan kepada sekolah yang bersangkutan. “Menurut pengakuannya, mereka berkeliaran diluar jam belajar karena mau masuk sekolah sudah terlambat. Kemudian mereka tidak diperkenankan masuk ke sekolah. Kebetulan semuanya berasal dari satu sekolah,”kata Roaisyah.
Dijelaskan Roaisyah, seharusnya pihak sekolah tidak mengambil keputusan membiarkan anak-anaknya yang terlambat masuk berada diluar sekolah. Seharusnya, kata dia, pihak sekolah mengumpulkan pelajar tersebut dan memberikan arahan. “Kalau sudah berulang kali pihak sekolah dapat memanggil orang tua yang bersangkutan. Kemudian pihak sekolah harusnya mencari akar permasalahan kenapa pelajar tersebut terlambat. Apa karena rumahnya jauh tidak ada ongkos naik angkutan umum sehingga mereka harus berjalan kaki,”jelasnya.
Selain itu Roaisyah mengaku sangat prihatin terhadap pelajar sekolah yang berkeliaran diluar jam belajar. Terkadang dari pantauannya para pelajar tersebut nongkrong di warung internet atau tempat-tempat lainnya.
“Memang kami sudah sangat prihatin terhadap pelajar yang keluyuran diluar jam sekolah. Makanya kami menghubungi Sat Pol-PP untuk melakukan razia. Namun hal ini sudah sering terjadi, kendati sudah diberikan arahan belum juga ada hasilnya. Seharusnya pihak sekolah yang memberikan informasi kepada pihak terkait jika ada siswanya yang berkeliaran bukan pihak Disdik yang memberitahukannya,”terangnya. (09)



0 komentar