EMPAT LAWANG–Dengan produksi rata-rata mencapai lebih kurang 4 ton per hektar are (ha), varietas tanaman jagung BC 7 saat ini masih menjadi pilihan utama petani untuk dibudidayakan. Bahkan petani di beberapa daerah di Kabupaten Empat Lawang, hingga saat ini masih mengandalkan varietas jagung tersebut sebagai hasil pertanian yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Peternakan dan Perikanan (Distampernakperik) Kabupaten Empat Lawang, Tirta Jaya J mengatakan, hingga saat ini para petani jagung yang tersebar di beberapa daerah masih cenderung menggunakan varietas lama yang dikenal dengan BC7. Sementara itu varietas baru yang ditawarkan, dengan produksi yang cukup tinggi karena tongkol berukuran lebih besar varietas BC 2, belum dapat diterima masyarakat. Hal ini karena belum dikenal secara umum. “Kami tetap mempertahankan kebijakan lokal petani menggunakan varietas yang selama ini mereka kenal, namun lambat laun akan kita kenalkan dengan varietas yang baru dengan cara membangun pilot project kebun jagung dengan varietas yang kami rekomendasikan,” ungkap Tirta. 
Dijelaskan Tirta, sebagai daerah penghasil jagung Kabupaten Empat Lawang tentunya ada keinginan untuk peningkatan produksi. “Pada 2009 ini menjadi target utama kami dalam peningkatan produksi jagung, termasuk dalam mensosialisasikan varietas yang benar-benar tepat sesuai dengan karakter lahan yang kita miliki. Saat ini lahan pertanian yang digunakan untuk komoditi jagung mencapai 2044 hektar, yang tersebar di Kecamatan Muara Pinang 1095 hektar. Selanjutnya Lintang Kanan 371 hektar, Pendopo 300 hektar, Ulu Musi 142 hektar, Pasemah Air Keruh 43 hektar, Talang Padang 46 hektar,” terang Tirta.  
Sementara Aman (60), salah seorang petani jagung di Kecamatan Talang Padang mengatakan bahwa tanaman jagung varietas BC7 menjadi tanaman andalan bagi petani di Empat Lawang. Meskipun produksinya belum maksimal. Namun, kata Aman, varietas tersebut perawatannya lebih mudah. “Yang belinya pun sudah banyak, bahkan belum lama ini ada yang mencari hingga langsung ke kebun. Dengan demikian maka kami akan tetap mempertahankan varietas yang ada, sebelum nantinya ada varietas yang benar-benar tepat untuk dikembangkan,” ungkap Aman.
Amin mengatakan, saat ini hasil produksi biji jagung dapat dijual dengan harga mencapai Rp 2.000 per kg untuk ditingkat petani. Dalam memasarkan hasil panen tersebut tidak hanya di Tebing Tinggi dan Talang Padang. ”Terkadang kami menjualnya ke wilayah Padang, Lampung, dan Palembang melalui pedagang pengumpul yang ada dipasaran,” pungkas Aman. (mg 01).

0 komentar

Posting Komentar

Image and video hosting by TinyPic

    ARSIP BERITA