EMPAT LAWANG – Jalan menuju Desa Mekar Jaya atau 3A dikeluhkan warga, terutama dimusim penghujan saat ini. Hal itu sangatlah wajar, sebab jalan yang masih berupa tanah merah tersebut selalu becek dan berlumpur sehingga nyaris tidak bisa dilalui.
”Kalau dilihat kondisi jalan yang rusak seperti itu, rasanya tidak mungkin ada pemukiman di dalam sana,”kata Imron warga 3A kepada wartawan koran ini, Senin (25/1).
Lebih jauh dia menjelaskan, akses jalan menuju 3A setidaknya merupakan akses menuju ketiga desa. Diantaranya Desa 3A atau Mekar Jaya, Makarti Jaya (3B) kemudian Unit IV. Dia mengaku sangat prihatin saat para siswa yang menempuh jalan, karena harus menyiapkan pakaian ganti lain agar dapat belajar dengan tenang. Alat kelengkapan sekolah terutama sepatu harus kotor tersiram lupur saat berjalan. ”Mereka harus melepas sepatu dengan jalan kaki terlebih dahulu, setelah di sekolah baru dikenakan,”ungkapnya.
Imron berharap jalan menuju desa tersebut dapat dibangun dan diaspal agar msyarakat kecil dapat merasakan kemajuan pembangunan di Empat Lawang. Dengan demikian dapat membawa hasil perkebunan degan mudah, sehingga penjualan tidak melalui calo dan pengumpul harga sangat rendah. “Kalau harga karet kami tinggi, ekonomi warga juga ikut tinggi,”harapnya.
Hal senada juga dikatakan Evi warga yang sama, selain akses menuju 3A yang sepanjang sekitar 2 km, pihaknya pun berharap perbaikan jalan desanya juga menjadi prioritas. ”Kalau bisa jalan desa kami juga harus dibangun, jangan tanah merah seperti sekarang ini lagi,”harapnya.
Sebagaimana diketahui, Pemkab Empat Lawang menekankan minimal 2012 tidak ada lagi istilah desa terisolir karena tidak memiliki jaringan jalan. Semua akses di Bumi Saling Keruani Sangi Kerawati harus terbuka, baik itu jalan poros, jalan alternatif, maupun jalan desa. “Kami menargetkan minimal 2012 semua akses harus terbuka, terutama akses daerah terpencil,” ujar Bupati Empat Lawang, H Budi Antoni Aljufri (HBA), belum lama ini.
Menuurt HBA, infrastruktur adalah modal awal pembangunan, jika akses ini sudah terbuka akan membawa efek yang sangat besar terhadap semua bidang lainnya.
Akses di pedesaan, misalnya, jika infrastrukturnya sudah terbuka para petani bisa membawa hasil pertanian ataupun hasil perkebunan ke kota, dampaknya harga yang ditawarkan bisa bersaing dan para petani akan diuntungkan.
Selama ini para petani sangat bergantung kepada pedagang pengumpul, oleh karena mereka tidak bisa membawa hasil pertanian ke kota. Akibatnya, pedagang pengumpul bisa semaunya mematok harga. Ironisnya lagi pada saat membeli barang kebutuhan pokok harganya berkali lipat, ya itu tadi alasan mahalnya biaya transportasi menjadi alasan utama. “Kalau kondisinya seperti ini sebagus apapun program yang disusun tidak akan berhasil meningkatkan kesejahteraan penduduk,” terangnya.
Infrastruktur juga berdampak terhadap perluasan lahan perkebunan dan pertanian, dengan adanya jaminan pemasaran produksi, masayarakat berani membuka lahan pertanian dengan skala besar. Nah, jika ini sudah berjalan jelas industri hilir akan tumbuh dengan sendirinya. Dengan begitu, lapangan pekerjaan bisa terbuka dan kesejahteraan pun bisa meningkat. “Jadi, begitu besar dampak yang bisa terbuka dengan percepatan pembangunan infrastruktur. Karenanya, ini menjadi program mendasar yang akan kami usung,” terangnya. (08



0 komentar