EMPAT LAWANG- Perusahaan Daearah Air Minum (PDAM) Empat Lawang berencana menyiapkan pembangunan suply air melalui sistem grafitasi. Mengingat sudah menjadi kendala selama beberapa tahun, karena sistem penyaluran air dengan sistem pompa mesin masih tergantung dengan kapasitas arus listrik dari PLN. Sehingga jika terjadi kendala pengapian atau pemadaman pasokan air ke pelanggan akan terhenti. Termasuk kondisi arus tegangan listrik di Empat Lawang memang tidak mencukupi untuk mengangkat pengapian jenis mesin pompa besar.
Kepala PDAM Empat Lawang, Sudibyo mengatakan, dengan digantinya penggunaan mesin pompa dengan sistem grafitasi, distribusi air ke masyarakat atau pelanggan tidak akan terkendala. Dengan kata lain dapat tersalurkan dengan baik karena tidak akan tergantung dengan tenaga listrik yang menggerakkan pompa. Namun dengan catatan agar pasokan air bersih dapat lebih deras ataupun lebih maksimal, akan dibangun sistem grafitasi di lokasi sungai dataran tinggi atau pegunungan.
”Untuk 2010 ini pembanguan sistem grafitasi akan dimulai untuk wilayah Kecamatan Lintang Kanan, setidaknya akan memakan biaya hingga Rp 4,5 miliar. Selanjutnya sesuai konsef pengajuan diupayakan 2011 mendatang untuk wilayah Kecamatan Tebing Tinggi dan Pendopo,” papar Sudibyo, Senin (2/8) kepada wartawan koran ini.
Dijelaskannya, untuk beberapa wilayah mata air, sebagai pasokan air bersih ke masyarakat. Pembangunan sistem grafitasi setidaknya sudah memiliki beberapa alternatif sunga yang layak, diantaranya, sungai pangi Desa Terusan Baru dan Sungai Desa Seguring. Termasuk untuk wilayah kecamatan lainnya, karena kondisi geografis wilayah Empat Lawang memang banyak perbukitan. Jadi mencari sumber mata air untuk grafitasi lebih mudah, hanya saja harus ditentukan dahulu mutu dan kapasitas air yang nantinya akan disalurkan kepada pelanggan.
”Dibanding menggunakan pompa mesin, dengan sistem grafitasi pasokan air dapat lebih maksimal. Selain itu, jika ditinjau dari tekhnis pengelolaannya kemungkinan harga jual air bersih ke pelangan dapat ditekan agar lebih minimal,” jelas Sudibyo.
Menurutnya, secara umum pengajuan sudah disampaikan ke Dirjen Sumber Daya Air pusat serta Dirjen Cipta Karya pusat. Karena untuk upaya pengelolaan dan perbaikan pompa merupakan wewenang pusat, selanjutnya mengenai sistem pengolahan pipa pada sistem distribusi utama diajukan ke Dirjen Cipta Karya.
Untuk distribusi utama dianggarkan melalui Cipta Karya Provinsi, selanjutnya pengupayaan pipa menuju pelanggan atau masyarakat pengajuannya melalui pihak pemerintah kabupaten masing masing. ”Saat ini memang kondisi sebagian besar peralaan mesin dan pipa PDAM yang ada sudah habis masa pakai, karena sejak dilakukan pemasangan sekitar 1988 lalu hingga sekarang belum pernah dilakukan pergantian. Untuk itu sesuai rencananya, perbaikan akan dilakukan setelah proses pelebaran jalan dan pembangunan drynase dilingkungan Ibu kota Tebing Tinggi,” janjinya.
Untuk wilayah Empat Lawang, setidaknya sudah mencapai ribuan pelangaan air bersih PDAM. Sebagai contoh, untuk Kecamatan Tebing Tinggi, saat ini pelanggan air bersih PDAM sudah mencapai lebih kurang 1350. Diakui Sudibyo, saat ini karena terjadi kerusakan mesin pompa dan satu unit pompa besar tidak bisa diaktifkan karena tidak memiliki tegangan listrik yang cukup. Pasokan air ke masyarkat hanya mengandalkan mesin kecil, sehingga hanya mampu mencukupi kebutuhan sekitar 25 persen dari jumlah pelanggan yang ada dalam setiap harinya. Itupun jika tidak ada kendala listrik, karena jika listrik padam otomatis pompa tidak bisa dioperasikan.
”Diharapkan masyarakat dapat bersabar, kami masih mengupayakan alternatif perbaikan. Termasuk upaya pembangunan PDAM sistem grafitasi, agar pelayanan air bersih ke masyarakt dapat lebih maksimal,” imbuhnya.(02)



0 komentar