EMPAT LAWANG- Untuk mengimbangi produksi hasil panen komoditi unggulan perkebunan jenis kopi, diupayakan para petani dapat membudidayakan tanaman pendamping jenis kakao (coklat, red). Agar dapat memberikan penghasilan tambahan ketika musim panen berakhir, karena jenis komoditi kakau merupakan tanaman dengan hasil panen non musim atau terus menerus. Hal ini dikatakan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) Empat Lawang, Dumyati Isro dalam paparan program kerja, Selasa (4/5). 
Dijelaskan Dumyati, Selama ini masyarakat Empat Lawang, belum sepenuhnya menerapkan sistem mono kultur perkebunan. Denga kata lain hanya mengandalkan satu komoditi unggulan diperkebunan, sehingga ketika berakhir musim panen produksi tidak ada penunjang kebutuhan ekonomi lainnya. Komoditi perkebunan unggulan jenis kopi, produksi panennya hanya dilakukan setiap satu tahun sekali. Karenanya dalam mengimbangi penghasilan para petani dapat mengupayakan budidaya sampingan dengan perkebunan tanaman kakao. ”Karena hasil produksi panennya dapat dilakukan hingga paling lama dua minggu sekali, jadi hasil produksi dapat menunjang perekonomian para petani kopi,” terang Dumyati
Dikatakan Dumyati, dalam pengelolaan tanaman kakao dapat dijadikan sampingan tanaman kopi, setidaknya dalam satu lahan perkebunan diantara tanaman kopi dapat dibudidayakan jenis tanaman sampingan tersebut. Dapat juga dibudidayakan dengan disiapkan khusus lahan perkebunan, agar hasilnya produksi panennya dapat lebih meningkat secara terus menerus.”Tentunya dalam perwatan kedua jenis tanaman tersebut harus seimbang, agar perkembangannya tetap berjalan sama. Dengan kata lain tidak mengurangi produksi kopi, tetapi hasil produksi kakao juga dapat dijadikan komoditi selain produksi kopi,” jelas Dumyati 
Untuk penjualan hasil produksi kakao, saat ini memiliki harga yang lebih tinggi dibanding jenis kopi. Setiap satu kilogram kakao kering, bisa mencapai Rp 21 ribu. ”Tentunya budidaya perkebunan ini sangat menjanjikan, dalam upaya peningkatan perekonomian masyarakat Empat Lawang,” ujar Dumyati 
Sementara, Bupati Empat Lawang, H Budi Antoni Aljufri (HBA) mengatakan, perkembangan budidaya perkebunan kakao memang sangat menjanjikan. Karena selain harga jual produksinya tinggi, hasil produksi juga dapat didapatkan tanpa harus menunggu musim. Karenanya harus dikembangkan agar tanaman kakao tersebut, bida menjadi primadona bagi masyarakat Empat Lawang. ”Kedepan dapat disiapkan anggaran untuk budidaya pembibitan kakao, agar disiapkan bibit yang unggul sebagai percontohan ke masyarakat,” terang HBA
Ditambahkan HBA, dalam peningkatan mutu perkebunan di Empat Lawang, memang harus dilakukan pengawasan dan penyuluhan aktif. Selain sebagai upaya pengembangan hasil panen, dapat juga diberikan arahan mengenai produktifitas dan tekhnis perwatan serta jenis budidaya tanaman yang potensial. ”Saya yakin dengan pemanfaatan bibit unggul, tanaman kakao dapat menjadi primadona masyarakat,” pungkas HBA.
(mg 01)

1 Responses to Mengembangkan Budidaya Kakao Sebagai Pendamping Kopi

  1. info budidaya kakao tsb cukup menarik, mungkin perlu ditambahkan infonya bagi petani pemula dari sebelum tanam hingga pasca panen berikut pemasarannya. Bagaimana dan kepada siapa untuk mengikuti program penyuluhan budidaya kakao yang baik tsb ? Apakah ada bantuan/pinjaman untuk anggaran budidaya coklat tsb dari pemerintah setempat karena dimungkinkan anggaran biaya untuk budidayanya tidak sedikit? kebetulan keluarga saya memiliki tanah / kebun yg kurang produktif di jayaloka kec.tebing tinggi kab.empatlawang. Mohon info yang lengkap dan atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

    Bram di Bekasi
    email: robertusbramantya@yahoo.com

     

Posting Komentar

Image and video hosting by TinyPic

    ARSIP BERITA