*Melihat Panen Duku di Empat Lawang
Hasil panen buah duku di Empat Lawang tahun ini tidak begitu menggembirakan. Sebab, sebagian diantara pohon duku terancam gagal panen. Apa pendapat pemilik pohon duku mengenai hal itu? Berikut laporannya.
Eko Wahyudi, Tebing Tinggi
PEMILIK pohon duku di Tebing Tinggi cukup banyak. Meskipun belum bisa dikatakan menjadi sentra duku, misalnya, daerah Komering dan Muara Enim. Duku-duku asli dari Kabupaten Empat Lawang, terutama dari Tebing Tinggi setiap tahun berbuah cukup lebat.
“Buah duku di sini lumayan manis dan punya ciri khas sendiri,” ujar Tiurlian, salah seorang penumpang Bus Medan-Jakarta ketika dibincangi sedang menawar duku di depan penjual, yang mangkal dekat sebuah rumah makan khusus angkutan Bus AKDP di Tanjung Beringin.
Salah seorang petani, Redi mengatakan, ia memiliki areal kebun 20 batang pohon duku. Banyak diantara pohon duku itu hanya sedikit berbuah. Bahkan ada pohon yang tidak berbuah sama sekali. Berbeda dengan tahun lalu, ketika September sudah tampak putik dan beberapa buah duku.
“Ada beberapa pohon yang cukup lebat, namun ada yang tidak berbuah sama sekali. Kalau dilihat rata-rata lebih rendah dari tahun kemarin,” katanya.
Menurut Redi, satu pohon duku biasanya menghasilkan satu hingga tiga pikul. Dalam satu pikul itu terdapat 100 kg. Namun, saat ini bila dilihat seluruh batang duku miliknya hanya berkisar 50 kg.
Mengenai penyebabnya, Redi mengaku belum tahu secara pasti menurunnya produksi duku tahun ini. Karena biasanya penanaman duku hanya bersifat alamiah dan tidak ada perawatan khusus. “Setelah dilakukan penanaman kemudian alamlah yang merawatnya,” ujar Redi.
Ditambahkannya, kemungkinan faktor cuaca dan musim sekarang ini. “Sepertinya karena musim hujan tahun ini agak terlambat datangnya,” ucapnya.
Senada juga dikatakan Meidiansyah, pemilik beberapa batang duku lain. “Kemarau tahun ini panjang dan cuaca terasa panas. Kemungkinan itu yang menjadi penyebabnya,” tutur Redi. (*)



0 komentar