Tradisi Bawa Ayam ke Tempat Hajatan

Senin, 21 Desember 2009


*Musim Sedekah di Kabupaten Empat Lawang

Musim persedekahan di Empat Lawang masih berlanjut sampai sekarang. Pasca lebaran haji hingga sebelum Dzulhijah dalam penanggalan Islam, musim sedekah sudah banyak dilakukan warga.
Eko Wahyudi, Tebing Tinggi
“Ai banyak nian yang sedekahan ni. Sehari bisa tiga undangan,” ujar Minah, warga Tanjung Beringin, kemarin (20/12).
Perempuan itu menambahkan, kalau tidak didatangi semua merasa tidak enak. “Semuanya keluarga atau teman dekat,” lanjutnya.
Dalam tradisi masyarakat Empat Lawang, tidak mantap jika tidak datang ke tempat hajatan. Jika tidak membawa ayam, dan ditambah beras dan kelapa.
“Harga ayam untung agak stabil. Tapi tidak tahu kalau akhir tahun nanti,” tambah ibu dua anak ini.
Di Empat Lawang dan sekitarnya ada tradisi bahwa setiap warga masyarakat diundang dalam hajatan mereka biasanya membawa seekor ayam untuk disumbangkan kepada yang punya hajat. Kebiasaan ini sudah menjadi tradisi selama bertahun-tahun.
"Di sini memang hal itu sudah biasa. Itu menunjukkan masih adanya rasa kekeluargaan diantara sesama warga," ujar Syaifudin, warga Empat Lawang yang sudah lama tinggal di Palembang.
"Kadang-kadang untuk membantu orang lain mereka tahan berhutang, jadi harga yang mahal tidak begitu dipermasalahkan," katanya lagi.
Persedekahan pada musim kali ini beragam dari menikahkan anak, mengkhitan, sampai mencukur atau marhaban.

Senada diungkapkan beberapa ibu lainnya. Misalnya, Harti mengatakan bahwa harga ayam sudah mulai naik.
Setelah lebaran Idul Adha dan musim haji tahun ini, banyak masyarakat yang melaksanakan hajatan terutama hajatan untuk perkawinan. Ternyata hal tersebut berpengaruh terhadap harga ayam potong yang dijual dipasaran.
Di pasar tradisional Tebing Tinggi, harga ayam potong semula berkisar Rp 25 ribu per ekor, sekarang harganya menjadi Rp 29 ribu- Rp 30 ribu per ekor.
"Wah harga ayam potong sekarang naik," ujar Mar, warga Tanjung Beringin yang membuka usaha katering.
"Ini karena banyak yang sedekah (hajatan, red). Jadi harga ayam potong menjadi naik," kata Mira, ibu rumah tangga yang hendak membeli seekor ayam untuk dibawa ke rumah kerabatnya yang akan melaksanakan hajatan.
"Ada saudara yang mau menikahkan anaknya, jadi seperti kebiasaan orang sini kalau diundang kita harus datang paling tidak membawa seekor ayam," tutur Karti, warga Talang Banyu.
Pedagang ayam potong sendiri ditanyai mengenai kenaikan ini mengaku bahwa kenaikan ini memang dari tempat mengambilnya sudah mahal.
"Ayam ini kami ambil dari Lubuklinggau, dan harganya memang sudah tinggi dari sananya," kata Sofia, salah seorang pedagang.
Namun, beberapa pedagang lain justru mengatakan sebaliknya. Menurut mereka sebetulnya harga ayam dari tempat asalnya masih sama seperti sebelum musim hajatan.
"Ini karena musim hajatan saja, saya hanya ikut-ikutan menyesuaikan harga soalnya kalau saya tidak menaikkan harga tidak enak dengan yang lain," kata seorang pedagang di Pasar Ulu, Tebing Tinggi.(*)

0 komentar

Posting Komentar

Image and video hosting by TinyPic

    ARSIP BERITA